Selasa, 09 Maret 2010

REUNI AKBAR

Mengartikan judul diatas tentu langsung terbersit diotak kita kalau reuni itu adalah reuni besar yang tentunya akan dihadiri oleh seluruh alumni SMK (SMEA) Negeri Tempel dari semua angkatan. Yang namanya reuni akbar pasti akan kelihatan rame dan wuahhh gak terbayang gimana bisa bertemu dengan temen-temen sekolah kita dulu dan juga kakak kelas, adik kelas yang mungkin diantara kakak kelas atau adik kelas tersebut diantaranya terdapat Bapak kita, mertua kita, paman kita, guru kita, kakak kita, adik kita atau bahkan anak kita. Hal tersebut tentu merupakan suatu hal yang tak pernah terbayang sebelumnya bahwa ternyata, guru kita, bapak kita, bahkan mertua penulis disini adalah alumni SMK (SMEA) Negeri 1 Tempel. Bangga tentunya bisa satu almamater dengan para senior yang telah berhasil dalam bidangnya masing masing, atau yunior kita yang mampu mempertahankan prestasi prestisius yang diraih oleh SMKN 1 Tempel sekarang. Namun tak harus minder apabila kita jadi alumni SMEA / SMKN 1 Tempel namun tak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan yang kita harapkan. Kalau boleh meminjam suatu ungkapan yang terlontar dari salah satu alumni SMKN Tempel juga bahwa pinter atau prestasi seseorang belum tentu membawa keberhasilan seseorang dalam meraih suatu kesuksesan. Karena keberhasilan alumni SMK / SMEA Tempel saat ini tidak mutlak karena pintar atau berprestasi disekolah, namun pola pikir dan usaha serta nasib seseorang tidaklah sama. Kenapa hal tersebut saya ungkap disini, karena setiap ada reuni prosentase kehadiran peserta tidak pernah mencapai 75% dari total undangan atau alumni yang seharusnya hadir. Alasan yang paling klasik adalah minder. Minder karena dirinya merasa tak berhasil seperti rekan-rekan mereka atau bahkan senior senior mereka. Kehadiran seseorang untuk menghadiri sebuah reuni memang bukan suatu keharusan. Tidak seperti kalau kita sekolah dulu, bila datang terlambat atau bolos bakal kena sanksi. Itu disebabkan dulu adalah memang suatu kewajiban, dan kesadaran akan kebutuhan. Tapi sekarang, sebagian dari mereka tak ingin lagi bernostalgia dengan rekan-rekan sekelas atau seangkatan mereka. Kendala yang sering dihadapi tentang kehadiran peserta pernah saya kemukakan dengan rekan seangkatan atau kakak kelas dan adik kelas, bahkan dalam forum yang lebih besar. Alasan paling mendasar dan paling banyak ditemui adalah sikap minder dan anggapan bahwa reuni sebagai ajang pamer keberhasilan para alumni yang berhasil. Untuk mengikis anggapan tersebut penulis pernah ungkapkan juga bahwa dalam setiap reuni atau apapun pertemuan yg diadakan agar masing masing alumni menanggalkan jabatan atau gelar yang telah diraih setelah lulus dari SMK / SMEA Tempel. Penulis juga berharap agar kelak pada setiap reuni tidak mencampur adukkan dengan program sekolah (Promosi) SMKN 1 Tempel. Jadi dalam reuni akbar hendaknya mengacu pada hal hal berikut : 1. Setiap alumni harus menanggalkan gelar, jabatan atau apapun yang diraih diluar SMKN Tempel. 2. Mengundang siswa / guru / karyawan sekolah sebagai tamu. 3. Tidak mempresentasikan keberhasilan alumni pada forum reuni. 4. Menggelar reuni ditempat yang sederhana namun dikelola dengan profesional.